Tahnik Sunnah yang Terlupakan

Pernah dengar istilah tahnik??

Mungkin sebagian kita ada yang sudah sering mendengarnya, atau malah yang sudah memiliki putra telah melakukan amalan sunnah ini?

Mungkin yang belum pernah mendengar istilah ini masih bertanya-bertanya..apakan tahnik itu?


Tahnik menurut bahasa maupun secara syar’i artinya adalah mengunyah sesuatu dan meletakannya di dalam mulut bayi. Disebutkan bahwa “kamu mentahnik bayi apabila kamu mengunyahkan tamr (kurma) kemudian kamu meletakanya di langit-langit mulut bayi itu”.

Adapun orang yang mentahnik disunnahkan orang yang memiliki keutamaan dan keshalehan maupun ilmu. Juga agar dia mendoakan barakah untuk bayi tersebut.

Adapun dalam beberapa hadist disebutkan antara lain,

Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu’anhu berkata

“ Ketika lahir anak laki-lakiku, maka kubawa bayi itu kepada Nabi Shallallohu Alaihi Wassalam. Lalu beliau memberi nama Ibrahim dan Beliau mentahniknya dengan sebutir kurma serta mendoakan dengan barakah. Kemudian Beliau kembalikan kepadaku”

(dikeluarkan oleh Imam Bukhari 546-Al-fath, Imam Muslim 2145-Imam Nawawi, Dan Imam Baihaqi di dalam Al Kubra 9/305 serta di dalam Asy Syu’ab 8621 dan 8622)

Dari Asma’ bintu Abu Bakr radhiyallohu’anhum bahwasanya ia mengandung bayi Abdullan bin Zubair ketika masih di Mekkah. Iapun mengatakan,

“Aku berangkat (hijrah) pada bulan-bulan akhir kehamilanku itu. Hingga tibalah aku di Madinah, lalu aku sinngah di Quba’ dan lahirlah anakku disana. Kemudian aku datang kepada Rosululloh lalu kuletakan bayiku itu di pangkuan beliau. Kemudaian Baginda Nabi meminta diambilkan kurma, llau Beliau menguyahnya kemudian beliau masukan ke dalam mulut bayi itu. Maka yang pertama kali masuk ke dalam perutnya adalah liur Rosululloh. Kemudian Beliau mentahniknya dengan kurma tersebut lalu Beliau mendoakan barakah untuknya”

(dikeluarkan oleh Imam Bukhari, 5469-Al-fath, Imam Muslim 2146 dan 2148-Imam Nawawi, Imam Tirmidzi 3826 dan Imam Ahmad 6/247).

Dari Anas bin Malik rodhiyallohu’anhu, ia berkata,

“ Aku berangkat membawa Abdullah bin Abu Thalhah kepada Rosululloh Shalallohu’Alaihi Wassalam ketika hari kelahirannya. Sampailah aku kepada Baginda Nabi. Waktu itu Beliau mengenakan mantel ketika sedang melumuri untanya dengan ter. Maka Beliau berkata kepadaku : “Apakah engaku membawa kurma?” dan aku berkata : “ ya”. Lalu Beliau mengambil tamr (kurma) itu dan memasukannya ke mulut Beliau, lalu Beliau menguyahnya (hingga lumat) dan mentahniknya. Maka bayi itu membuka mulutnya lalu Nabi mengeluarkan sisa tamr yang masih ada dalam mulut Beliau dengan memasukananya ke dalam mulut bayi itu. Maka bayi itu pun menjilat-jlat dengan lidahnya. Berkata Rosululloh : “orang-orang Anshar enggan keculai pasti mencintai kurma”. Dan Beliau menamai bayi itu Abdullah.

(dikekuarkan oleh Imam Bukhari 5470 Al-fath, Imam muslim 2114-Imam Nawawi, Imam Abu dawud 4951, dan Imam Ahmad 3/105-106 dan lafadz hadist ini ada pada beliau Imam Baihaqi di dalam Asy-Syu’ab 8631).

Ketiga hadist tersebut diatas cukup menjelaskan bahwasanya tahnik merupakan sunnah yang hendaknya dilakukan dan kita sebagai umat muslim sudah selayaknya menghidupkan!!

Imam Nawawi berkata dalam Syarah Shahih Muslim (14/374) : Didalam hadist-hadist ini ada beberapa faedah di antaranya,

• Disunnahkannya mentahnik bayi yang baru saja lahir. Dan ini merupakan sunnah berdasarkan ijma’ para ‘ulama.

• Hendaknya orang yang mengtahnik bayi tersebut adalah orang yang shaleh baik pria maupun wanita.

• Disunnahkan agar makanan yang ditahnik adalah tamr(kurma). Kalaupun ditahnik dengan yang lain maka boleh tetapi dengan tamr lebih utama.

• Menyerahkan penamaan kepada seorang yang shaleh, agar ia memilihkan untuknya nama yang diridhoi.

Aka tetapi tidak ada di dalam As Sunnah kecuali mentahniknya dengan tamr, sebagimana telah berlalu tentang tahniknya Ibrahim putra Abu Musa dan Abdullah bin Zubair juga Abdullah bin Abi Thalhah. Maka tidak sepatutnya untuk beralih pada yang lainnya.

Hikmah Mentahnik Bayi

Sungguh para ulama telah membicarakan tentang hikmah dari mentahnik. Mereka meyebutkan beberapa pendapat yang berbeda-beda dalam hal ini. Akan tetapi tidak seorangpun di antara mereka yang memiliki sandaran syar’I dalam pendapat yang disebutkannya.
Imam Al-‘Aini berkata di dalam ‘Umdatul Qari : “ Jika engaku bertanya apa hikmah tahnik, maka kukatakan : Sebagian para ulama menyatakan : Dilakukanya hal ini kepada bayi adalah untuk melatih bayi itu untuk makan. Sehingga ia menjadi kuat untuk makan”.

Subhannalah!!!
Betapa lemahnya pendapat ini!! Berapa lama jarak antara bayi itu bisa makan dan waktu ketika mentahnik setelah bayi baru saja lahir? Mayoritas bayi itu bisa makan setelah ia berumur dua tahun, kadang kurang kadang lebih.

Adapaun hikmah dari mentahniknya adalah diharapkan keimananya. Karena tamr (kurma) buah dari pohon yan diserupakan oleh Rosululloh dengan seorang mukmin dan dengan mainisnya juga. Lebih-lebih bila mentahniknya adalah seorang yang utama, shaleh dan berilmu. Karena air liurnya akan sampai ke dalam perut.

Tidaklah kita lihat? Ketika Rosulullah mentahnik Abdullah bin Zubair, maka ia memperoleh berbagi keutamaan dan kesempurnaan yang tidak bisa disebutkan. Ia adalah seorang yang ahli dalam membaca ALQur’an, seorang yang terhormat di dalam islam dan seorang yang bersegera di dalam kebaikan. Semua itu dengan barokah air liur Rosululloh yang penuh barokah (ummadatul qari’ syarah shahih bukhari 21/84 karya imam al’aini)

Dan kami katakan “ itu air liur Rosululloh”. Adapun selain Rosululloh maka tidak boleh tabaruk dengan air liurnya.

Wallahu Ta’ala A’lam bi Shawab…..

Sumber : Menyambut Si Buah Hati (Ahkamul Maulud fis Sunnatil Mutthaharah)

Karya Asy Syaikh Salim Rasyid As Sibli & Muh. Khalifah M.Rabaah.

Penerjemah : Abu Yahya Muslim

As Shaf Media

~25 Ramadhan 1429 H, 23.30_ d sweet room_lagi pengen (belajar) jadi ibu ^_^ ~

10 thoughts on “Tahnik Sunnah yang Terlupakan

  1. tullisan yang membuat semangat untuk lulus dan segera kerja menjadi terpompa kembali… ^_^

    cepat lulus, mbak fathy… -insyaAllah-

    🙂 alhamdulillah bila tulisan yang sederhana ini bisa memberi sedikit manfaat
    begitu juga dengan antum…

    semangaddd TA!!!

  2. hehe jadi teringat emira ukht 🙂
    dia masih kecil banged usia sebulanan gituh deh kalo g salah 😛 ana kasih kurma, hehe malah seneng bgd dia…:>
    tapi blm tumbuh gigi,byangin aja ukht lucu deh kek kelametan gitu padahal mencoba buat ngunyah kurma yg dah ana tahnik hihi 😛
    makin pol nih blog WP nya 🙂

    hihihi..mira lucu banget c umm…
    dia dah tau kali yah kalo kurma itu enyakkk..

    *pindah tempat umm..cari yang lebih nyaman 🙂

  3. saya masih awam tentang sunah mengenai hari kelahiran buah hati, selain tahnik, sunnah yang harus dilakukan orang tua pd si buah hati pas detik2 kelahirannya…
    terima kasih,,
    Wassalam…

    • insyaALLOH nanti saya kopikan artikel2 yang ada kaitan dengan sunnah2 saat kelahiran,
      atau bapak bisa membacanya di buku “menyambut si buah hati” terbitan ash shaf media. lengkap insyaALLOH

  4. Ping-balik: Persiapan Mendekati HPL « Ummu Yusuf Abdurrahman's

Tinggalkan Balasan ke l5155st™ Batalkan balasan